Selamat Ulang Tahun dan Cepat Sembuh

14 Juli 2021, saya berulang tahun, seperti biasa tidak ada yang spesial, tidak ada kue berhias lilin angka. Meski demikian mendapat ucapan dari keluarga, kekasih, sahabat dan teman dekat adalah hal yang bisa menghibur saya pada hari itu. Ramai pesan dan doa di linimasa media sosial serta banjir foto-foto lama, sangat menyenangkan. Hmm banyak juga yang perhatian dan sayang kepada saya, mereka masih ingat saya. Yang terpenting dalam hidup dan membuat kita kian merasa hidup adalah saat keberadaan kita masih diingat oleh orang lain (dalam keadaan baik tentunya). 

Ada yang berbeda di ulang tahun saya di tahun ini, saya diizinkan untuk merasakan sakit. Diminta bersabar dan merayakan ulang tahun dalam keadaan kurang sehat. "GWS ya!" "Semoga cepat sembuh" do'a yang terselip di sekian banyak ucapan ulang tahun saya. Sedih memang, ulang tahun tapi sakit. Ah, tidak apa! Biar cepat besar kalau kata orang dulu. Bagiku, ini bisa jadi penggugur dosa. 

Sudah 4 hari saya merasakan demam, batuk pilek, sakit tenggorokan dan tepat tanggal 14 Juli 2021 saya mengalami anosmia (kehilangan indra penciuman). Akhirnya saya memutuskan Swab Test PCR kalau-kalau saya terinfeksi virus COVID-19. Tanggal 15 Juli 2021 hasil tes saya positif dan harus isolasi mandiri di rumah. Darimana saya terpapar? Panjang ceritanya. Kecewa, sedih, marah, pasti. Hampir satu bulan saya menahan diri untuk tidak keluar rumah sejak terakhir keluar 18 Juni 2021, akhirnya positif juga. Tapi saya harus berpikiran tenang dan positif. Saya pasti sembuh.

Satu keluarga, positif satu keluarga. Setelah anggota keluarga saya yang lain test Swab Antigen dan hasilnya positif, saya tidak kaget karena memang sejak awal gejala kami sama. Kami melakukan isolasi mandiri di rumah. Saya tidak stress dan cenderung senang karena banyak orang baik di sekitar saya yang memberi dukungan, Saudara, kerabat, Sahabat, teman dekat, kekasih. Hampir setiap hari selalu saja ada yang bertanya soal keadaan saya. Saya merasa beruntung. 

Sekarang sudah isolasi hari ke-5 dan hari ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Makan ketupat tapi tidak ada aroma sulit juga ya. Mari kita nikmati saja, berharap semua ini akan segera terlewati. Banyak pelajaran yang saya ambil dari apa yang saya alami. Sering saya abai akan nikmat sekecil apapun, contohnya dalam mencium wewangian-bebauan, saya mungkin tidak pernah menyadari bahwa itu adalah nikmat yang tak terhingga. Sampai ia hilang dari diri saya dan membuat tersadar bahwa itu bagian penting dari kehidupan ini. Tidak nikmat segalanya tanpa itu semua. 


P.S: Tulisan saya ini saya dedikasikan kepada keluarga yang sudah kuat menghadapi cobaan yang sebenarnya cukup berat, tapi masih terselip nikmat di dalamnya. Lalu untuk Kekasih saya, Alvisyahrin, yang selalu menenangkan dan mendukung saya dalam situasi apapun, terima kasih karena sering ikut terjaga saat saya terbangun tengah malam, mengeluh kesakitan. Selanjutnya, kepada Borjuis, geng wanita tangguh yang saling menguatkan di situasi sulit seperti sekarang ini, hasil panen kita sangat berarti! Serta terima kasih kepada Sahabat-sahabat saya yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Aku sayang kalian! 


Masih panjang perjalanan isolasi mandiri saya, banyak kemungkinan yang masih bisa terjadi.

Semoga saya tabah menjalani semua.


Bintaro, 20 Juli 2021
Happy Eid Mubarak
Isoman D-5. 



Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku: Metodologi Penelitian Sastra

Summary of Short Story : The Man Who Was Almost a Man by Richard Wright

Untitled